Gempa berkekuatan magnitudo 5,6 telah merusak dan memporak porandakan sebanyak 342 fasilitas pendidikan di Cianjur. Tak hanya merusak bangunan, bencana alam sering kali menjadi trauma yang dapat merusak kehidupan psikologis atau sosial seseorang, termasuk anak-anak
Atas dasar hal tersebut, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menghimbau pentingnya Sekolah Darurat sebagai sarana pemulihan psikologis dan membantu anak-anak mendapatkan pendidikan formal selama masa darutat (di pengungsian)
Kondisi terkini, anak-anak terpaksa belajar di sekolah darurat beralaskan tikar dan berlangitkan terpal. Tanpa tas, sepatu, seragam, juga buku yang raib tertimbun reruntuhan gempa.
Bersama Tim Aku Temanmu, saat ini kami terus berupaya membantu anak-anak pulih dari trauma dan mengajak mereka untuk terus belajar meski sedang berada di pengungsian
Kami butuh kamu, Sahabat.
Kami butuh kamu jaga semangat mereka untuk tetap belajar dan pulih dari trauma.
Mari jaga semangat belajar anak-anak di pengungsian gempa Cianjur!